Archive for August 11th, 2008

Ternyata, Saya Bisa Menulis (I)

harusya fajar budi suryawan

harusya fajar budi suryawan

Maaf agak narsis, saya sekedar ingin berbagi tentang emosi positif yang pernah saya dapatkan suatu kali yang sampai sekarang ini telah mendorong saya untuk terus menulis dan menulis.

Masih segar dalam ingatan saya,It’s a blatant memory, bahwasanya dulu ketika SD, ujian bahasa Indonesia dan bahasa Jawa menjadi ujian yang paling saya benci. Kenapa coba? Karena pada kedua ujian tersebut terdapat ujian mengarangnya..hehehe.

Dan sudah jadi langganan nilai2-nilai saya pada dua pelajaran tersebut jatuh karena mengarangnya mendapatkan nilai yang lebih jelek dari teman-teman saya yang lain. Terlebih lagi, tulisan tangan saya bentuknya saja sudah membuat orang-orang enggan untuk membacanya lebih jauh, cekeran pithik, ya itulah julukan yang disematkan guru saya waktu itu pada bentuk tulisan tangan saya. Bahkan suatu kali, THB(Tes Hasil Belajar,UAS nya jaman dulu lah!) saya pada pelajaran PPKN gagal mendapat nilai 100(saya diberi nilai nilai 99-t) hanya karena tulisan saya jelek,padahal jawaban saya saat itu benar semua. Sebuah jawaban yang sangat tidak masuk akal anggap saya ketika itu.

Begitu juga pada SLTP, pelajaran yang ada mengarangnya selalu menjadi keengganan bagi saya. Bahkan saat itu saya dan beberapa rekan sekelas saya membentuk GTJ(gankz tulisan jelek) sebagai wujud protes terhadap guru yang memberi PR kepada murid-muridnya dan mendasarkan penilaiannya terhadap bagus tidak bentuk tulisannya.

Tapi akhirnya saya kini menyadari satu alasan kuat kenapa tulisan tangan saya tidak begitu bagus bentuknya.

Ehm,, rupa-rupanya tangan saya cukup keteteran dalam mengejar kecepatan berpikir otak saya sehingga menulisnya sampai terseok-seok,hehehehehe

Sebuah karunia yang sungguh tak terkira,

Maaf jadi menelenceng,,,heheheKembali ke pokok cerita awal, sekumpulan kenangan buruk tentang dunia kepenulisan saya tersebut akhirnya cukup mendoktrin saya dengan doktrin yang kurang baik bahwasanya saya kurang punya keahlian dalam menulis.

Dan doktrin yang belum teruji secara metodologi tersebut terus menggelayuti saya sampai SMA. Sampai pada suatu ketika….

Tidakkah Kita juga Gila?

“Sebuah kegilaan adalah apabila kita melakukan sesuatu yang sama persis dengan mengharapkan hasil yang lebih baik(hasil yang berbeda)”

Sepenggelan kalimat tersebut telah kembali menyadarkan saya. Ternyata selama ini saya telah banyak melakukan suatu kegilaan yang tanpa sadari saya lakukan. Berharap senantiasa akan hasil yang jauh lebih baik tanpa mengintstropeksi dan mengevaluasi apa-apa yang telah dilakukan.

Berkali-kali saya selalu ingin menjadi orang yang lebih baik tanpa melakukan sebuah perubahan yang berarti ke arah hal tersebut dengan tentunya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

Just Saying, “Better man”, tak akan merubah apapun tanpa berusaha melakukan perubahan..

Semoga mulai ini bisa berbenah untuk tidak melakukan kegilaan serupa.

”Dan Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu mau merubah keadaan dirinya sendiri terlebih dahulu”