Seutas Kisah “di Kota Utara Jawa IV”(selesai)

Cantiknya… Cantik sekali rencana Allah SWT, tak dinyana dan tak disangka, hanya berjarak sekitar 50 meter dari tempatku berdiri terpaku, ada tukang ban. Alhamdulillah nampaknya malam ini rencana saya pulang kembali ke Jogja dapat tercapai.

Setelah diskusi dengan yang punya bengkel dan melalui tawar menawar yang cukup alot, disepakati biaya senilai 44 ribu rupiah harus saya bayarkan untuk mengganti ban dalam yang benar-benar baru(tapi merknya g jelas)dan ban luar yang baru tapi lama(bingung?). Tapi, setelah saya merogoh dompet, hanya sekitar 35 ribuan yang saya miliki, nggak ada yang lain. Aduh, kok ya apes benar nasib saya… Kembali, bak diplomat ulung saya kembali nego dengan paknya.  Meski tak ada moratorium biaya, saya bersyukur dapat melakukan penangguhan pembiayaan(ngutang red).

Untung didompet ada kartu ATM, segera saya cari ATM, di sekitar daerah itu. Untungnya tak sampai 10 menit menyusuri jalanan yang menanjak saya berhasil menemukan ATM. Alhamdulillah. Setelah mengambil uang secukupnya kemudian saya bayar lunas semua utang  saya. Sejenak saya beristirahat dan kutengok jam di hp. Jam masih menunjuk sekitar pukul 8.00 am,

“pulang, harapan itu masih ada!” sorakku dalam hati.

Kembali perjalanan dilanjutkan. Baru sekitar 500 meter,

“psssssss”,suara aneh berbunyi

Bak cerita-cerita sinetron di televisi, banku bocor lagi. Dongkol, jengkel,dan marah pun jadi satu. Untungnya saya masih bisa menahan eksodus nama hewan-hewan kebun binatang keluar dari mulut saya(misuh2 maksudnya). Alhamdulillah ucapan istighfar cukup menentramkan kegalauan saat itu. Pembelajaran akan hakikat sabar tampaknya tak sesimpel rangkaian kata s-a-b-a-r. Perjalanan tak akan berhenti sampai disini, kembali ke Jogja hari ini sudah saya tekadkan bulat-bulat dan saya taruh tepat di  depan jidat saya 8 cm(hehe, bukan 5 cm lho…). Segera saja saya mencari bengkel ban yang lebih valid, Untungnya saya sudah masuk daerah perkotaan, mudah mencarinya.

Atas rekomendasi yang punya bengkel saya harus mengganti ban dalam dengan yang baru dan bermerk. Begitu juga dengan ban luarnya, harus baru dan berkualitas. 170 ribuan ongkos semuanya. Dengan lokasi yang tak jauh dari ATM, pembiayaan pun bisa dilakukan dengan cukup lancar.

Setelah semua masalah perban-an terselesaikan, jam sudah menunjuk jam 9.15 an.

“Pulang, Apakah harapan itu masih ada?”

Sederet kecemasan kembali menjalar. Rekahan harapan mulai menguncup. Tinggal tersisa tak lebih dari 6 jam efektif lagi. 7 responden masih menanti. Butuh lebih dari sekadar patronus untuk kembali mentrigger semangat-semangat yang telah pudar. Sayangnya ketika patronus-patronus tak kunjung muncul,, the spirit of kepepet lah yang kemudian menuntunku. Sebuah kemapanan dari tradisi nenek moyang yang telah mengakar kuat.

Tanpa babibu, kalo semua lancer harusnya masih bisa pulang hari ini…Masih ada harapan kalau semua terkendali. Tanpa buang waktu gerilya segera dilakukan. Satu persatu rumah responden berhasil ditemukan. Peta besar Kota Semarang yang saya beli di Gramedia menjelang keberangkatan sangat membantu sekali. Menjelang jum’atan Alhamdulillah tampaknya cercahan-cercahan cahaya harapan mulai terangkai, 4 responden telah ditemukan dan ditanyai.

“Seusai jum’atan tinggal tiga orang lagi, pasti selesai!”

“Pulang, harapan itu terbuka lebar!”

Benar saja,harapan pulang tepat waktu semakin terbuka,meski di beberapa alamat tidak tertulis rumahnya nomer berapa, tapi Alhamdulillah beberapa responden bisa ditemukan juga. Jam menunjuk  sekitar pukul 4 ketika rumah responden terakhir ditemukan. Going to final destination. Kuketuk pintu, kuperkenalkan diri, kujelaskan maksud dan tujuan, kubertanya, beliau menjawab, lalu pamit, sebuah ritual rutin yang diulangke sampai 30 kali. Selesai juga,, Alhamdulillah..

Dengan sisa tenaga, sore itu juga menjelang magrib, kupacu motor, kutuju Jogja.

Jogja,,, I’m coming

Selamat Tinggal Semarang, Thanks for the story and the memory.

Semoga suatu saat bisa berkunjung lagi,,

  1. ehm. tenan to? cocok jadi pemeran utama…^^v

    • zidan1
    • July 23rd, 2009

    alhamdulillah…
    :p

    • arungdeyuna
    • September 27th, 2009

    ass. fajar…ni arung SMA1
    visit my blog ya @ arungdeyuna.blogspot.com
    baru ni
    thx

    • Me
    • September 26th, 2010

    Bnran smpai semarang? Ckck.
    Salut!

    • fajarbs
    • September 26th, 2010

    @ARung : Yo’i
    @dydh : nyampe lah… hehehhe

    • dyhdan :)
    • September 28th, 2010

    Tp naik motor. Bgusan naik speda mas. Pakdheku aja yg sampun sepuh naik speda smpe madura.

    • fajarbs
    • October 13th, 2010

    hahaha,, kan aku juga naek sepeda,, sepeda motor tapi,, hehehehehe… Jaman udah modern,,mbak….

    • dyhdan :)
    • October 14th, 2010

    lhah..
    bisakah moderen menghapus ke tradhisionalan yang tidak salah ketika dilakukan? (thingking)

  2. tidak salah dydh,, tapi kurang tepat,,,, efisiensi dan optimalisasi waktu….hehehe,,, keburu banyak mbolos kuliah 😀

    • Dydhan
    • November 14th, 2010

    Wo iya ya. Mash kuliah. Hehe. . .
    Kpn rncna lulus mas?

    • 5hiny 4s 5unshine
    • November 18th, 2010

    insya Allah paling cepat Agustus 2011

    • Dhani :)
    • November 18th, 2010

    Aamin..:)
    saya doakan..

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to dyhdan :) Cancel reply