Dan pohon pun jugalah tak berdaya

Sebelum menelanjangi fakta di atas, tahukah sebenarnya kawanku, Bagaimana bisa terjadi apa yang disebut dengan Green House Effect? Mungkin kebanyakan dari kita hanya mengetahui sebatas bahwa Green House Effect dapat mengakibatkan bencana alam yang sangat dahsyat (Global Warming)dan semua itu diakibatkan karena emisi gas rumah kaca (CO2).

Tapi apakah kau tahu kawan, mekanisme apa yang sebenarnya yang terjadi? And the story begins….

The Earths atmosphere contains several different gases which act like a blanket, keeping the Earth warm. The most important of these gases is carbon dioxide.

Carbon dioxide is transparent to shortwave radiation from the sun. The sunlight passes freely thorough the atmosphere, and reaches the ground. The ground is warmed by the radiation, and emits longer wavelength, infrared radiation. Carbon Dioxide doesn’t left all of this infrared radiation pass through. Much of it is kept in the atmosphere, making the atmosphere warmer.1)

Seperti itulah kejadiannya, dan itulah juga kenapa mekanisme penyebab Global Warming tersebut sering disebut dengan efek rumah kaca, suatu proses untuk menjaga rumah kaca yang tidak diberi pemanas khusus tapi tetap hangat karena terperangkapnya panas dalam suatu “kotak” tertentu. Dalam hal tersebut “kotak” tersebut dibuat oleh Karbon Dioksida.

Sekarang permasalahannya adalah bagaimana cara kita untuk mengurangi emisi CO2 yang ada di atmosfer ini. Mungkin ada beberapa alternatif yang bisa kita lakukan. Beberapa kalangan menyatakan bahwa jumlah CO2 yang ada di udara ini dapat dipangkas jumlahnya dengan melakukan penghijauan sebanyak mungkin. Dengan asumsi bahwa tumbuhan menyerap CO2 dan menghasilkan O2, maka salah satu cara ini dipercaya cukup kuat untuk mengurangi CO2 dan mengatasi global warming.

Does it work?

Deforestation has also been blamed for increasing the amount of carbon dioxide in the air.It has been argued that , by cutting down rainforests, there are fewer trees ro photosynthesise and remove Carbone Dioxide from the air. However, this is not straightforward. A mature forest tree gives out almost as much Carbon dioxide from respiration as it takes in photosynthesise!2)

Fakta menunjukkan bahwa dengan melakukan reboisasi kita memang tidak bisa memangkas jumlah CO2 yang ada di udara, karena jumlah yang diambil untuk fotosintesis hampir sama dengan yang dikeluarkan ketika tumbuhan tersebut berespirasi. Tapi tunggu dulu, jangan lantas karena fakta tersebut kita enggan untuk melakukan reboisasi. Paling tidak reboisasi bisa mengurangi dampak bencana alam yang lain, ex: banjir, tanah longsor, dll. Jadi mari menanam!(ending yang mekso ya???)

1)Jones, Mary and Jones, Geoff, IGCSE Biology,Cambridge : Cambridge University Press (2002)

)Jones, Mary and Jones, Geoff, IGCSE Biology,Cambridge : Cambridge University Press (2002)

    • noerma123
    • July 8th, 2008

    oo gtu ya…

  1. pohon berdaya, asal diberdayakan 😛

    • fajarbs
    • July 15th, 2008

    buat mb noerma : ya tapi da juga yang bilang kalo global warming tu normal2 aja, malahan dulu bumi pernah lebih “panas” dari ini, n CO 2 nya juga lebih banyak, tapi, lupa link artikelnya…..

    • fajarbs
    • July 15th, 2008

    buat mb ana : ehm, cape deh…

  2. Sekarang kan ada program pemberdayaan……….
    (Malah ngiklan)

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment